Waktu silih berganti bak putaran roda
melenakan ingatan akan hari-hari yang telah terlewati
seolah hanya sejenak bercumbu rasa
lebih dari dua tahun lamanya tak tersadari
Sebercak cahaya kehidupan datang menyapa
kala hati kerontang menapaki jalan yang tiada bertepi
bak menghimpun asa diwaktu senja
sebagai kekuatan dipagi hari
Kehadirannya sebagai cahaya penerang
bak rembulan di malam kelam
menata puing-puing ruh yang bertebaran
mengusung langkah para mujahid
Kebersamaan hanya hal biasa
canda tawa pun tak terelakkan
namun kala perpisahan tiba
buliran senyum dalam setiap nasihatnya begitu berkesan
Tetesan air mata pun tak terelakkan
walau itu seolah tak beralasan
kala rasa haru dan sedih datang tak terbendung
kendati kusadari kebersamaan itu kan berujung perpisahan
Inilah ukhuwah yang menjadi dambaan para jundi
yang senantiasa merindukan lentera hati
namun seolah tak mengharap perpisahan
kendati itu mutlak dalam kehidupan
Sebuah amanah yang mengharuskan kita tuk menyadari
pepisahan yang terjadi merupakan jalan terbaik dakwah ini
walau tiada seorang pun di anatara kita menghendaki
ukhuwah itu tak kan pernah terputus hingga syahid dinanti
Semoga bakti dan ilmu serta ukhuwah yang tertanam
senantiasa menjadi ladang amal
yang berbalaskan jannah dari Yang Maha Rahman
Untukku dan bagimu wahai lentera hati
Sebuah Catatan untuk sang Guru Peradaban
Rabu, 28 Oktober 2009
Lentera Hati dalam Perpisahan
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar