Jumat, 21 Mei 2010

Pendidikan Indonesia - 102 Tahun Kebangkitan Nasional

Kemarin tepatnya tanggal 20 Mei 2010 merupakan hari yang bertepatan dengan 102 tahun hari bersejarah yang senantiasa diperingati setiap tahunnya sebagai hari kebangkitan nasional. Tentunya, ketika kita berbicara hari kebangkitan nasional tidaklah lari dari ingatan kita bagaimana pelajaran sejarah yang pernah kita peroleh dibangku sekolah dasar yang mengabarkan kita bagaimana perjuangan para tokoh pelopor hari kebangkitan nasional tersebut yang ditandai dengan berdirinya wadah pergerakan yang diberi nama "Boedi Oetomo", melalui kongres selama tiga hari yang diprakarsai oleh Dr. Soetomo yang kemudian bersama sama dengan para pejuang pendidikan nasional pada masa itu.

Mereka yang hadir sebagai pembicara pada kongres tersebut antara lain: R. Soetomo (STOVIA Weltevreden), R. Saroso (Kweekschool Yogyakarta), R. Kamargo (Hoofd der School Magelang), Dr. MM. Mangoenhoesodo (Surakarta), dan M. Goenawan Mangoenkoesoemo. Mereka adalah para nasionalis yang ingin melihat negara ini menjadi negara yang bermartabat dan berjaya di bumi persada ini, bangsa yang disegani dan sekaligus diharapkan sebagai bangsa pelopor peradaban dunia di segala bidang.

Peristiwa besar tersebut dicetuskan dalam kongres yang dipimpin oleh dr. Wahidin Soedirohoesodo, yang akhirnya merumuskan beberapa tujuan yang salah satunya adalah bagaimana kemajuan pendidikan bangsa ini dapat terwujud dengan maksimal. Peristiwa inilah yang kemudian menjadi cikal bakal lahirnya Sumpah Pemuda oleh pemuda bangsa ini pada tanggal 28 Oktober 1928, yang akhirnya tiba pada tanggal 02 Mei 2010 lalu yang diperingati sebagai hari Pendidikan Nasional, yang ditetapkan melalui Surat Keputusan Presiden RI No.305 Tahun 1959. bahwa setiap tanggal 2 Mei diperingati sebagai hari Pendidikan Nasional dengan mengenang kisah dan perjuangan Sang Pelopor Pendidikan Bangsa yang lahir tepatnya pada tanggal 02 Mei 1889, dimana pada hari itu telah terlahir seorang anak bangsa yang bernama Ki Hadjar Dewantara.

Rentetan peristiwa tersebut di atas mengharuskan kita untuk berfikir betapa pejuang-pejuang bangsa ini menghendaki kemajuan dan perubahan terhadap bangsa ini ke arah yang lebih baik. Tidak hanya pada satu sektor melainkan mencakup seluruh sektor kehidupan yang ada, Politik, Ekonomi, budaya, seni, Teknologi, Pertanian, pertambangan, Perikanan, dan terlebih lagi pendidikan.

Mengapa pendidikan senantiasa menjadi ikon kemajuan peradaban suatu bangasa di dunia ini, karena kita dapat mengenang sejarah terjadinya peristiwa penting yang pernah melanda Negara Jepang pada tahun 1945. Peristiwa yang membumi hanguskan dua kota besar Jepang pada masa itu, yakni Hirosima dan Nagazaki. Dimana pasca meletusnya bom atom yang memporak-porandakan negeri zakura tersebut, Kaisar Jepang yang kemudian bangkit untuk membangun peradaban negerinya dengan melontarkan pertanyaan yang pertama kali keluar dari mulutnya ialah "berapa banyak guru dan profesor yang hidup?". Kaisar Jepang pada saat itu tidak bertanya berapa banyak tentara yang hidup atau yang gugur, melainkan tenaga pendidik yang pertama kali beliau pertanyakan. Akhirnya kita bisa lihat sekarang bagaimana kemajuan negara Jepang yang merupakan salah satu negara terkuat dari segi Ilmu pengetahuan dan Teknologinya.

Tidak hanya itu, agama Islam jauh lebih dari 14 abad yang lalu telah memberikan penekanan penting pada manusia, terutama pemeluknya bahwa betapa pentingnya ilmu pengetahuan atau pendidikan. Hal ini ditandai dengan diturunkannya ayat pertama yakni surah Al 'Alaq: 1-5. Dimana di ayat pertama tersebut setiap kita dianjurkan untuk membaca, yang berarti bahwa konsekuensi logis yang dapat kita peroleh ketika membaca ialah pengetahuan. Membaca di sini bukan hanya membaca sebagaimana kita biasanya membaca buku atau koran, yang berupa huruf dan angka, melainkan juga seluruh makhluk yang Allah ciptakan di muka bumi ini,
semua yang dapat dilihat oleh mata, yang dapat dirasakan oleh setiap panca indra kita, kondisi, suasana, tempat, apa yang kita alami, rasakan, lalui, dan masih banyak lagi yang lainnya, semua itu merupakan objek dari bacaan yang dapat kita baca dan fahami. Tentunya dapat mengantarkan kita untuk memperoleh ilmu pengetahuan dan pendidikan di dalamnya.

Hal tersebut diatas mengindikasikan bahwa betapa pentingnya yang namanya pendidikan bagi manusia, yang merupakan makhluk sosial dan sekaligus motor penggerak peradaban suatu bangsa, yang ingin menjadi bangsa yang maju dan bermartabat. Sama halnya dengan negara Indonesia, jika ingin menjadi negara maju maka kita harus berusaha untuk memajukan pendidikan bangsa ini terlebih dahulu, sebagai ujung tombak sebuah peradaban dunia. Hanya dengan ilmu pengetahuan dunia ini dapat disulap seketika, sebagaimana yang dilakukan oleh seorang tokoh penemu bola lampu pijar, Thomas Alfa Edison, yang hingga sekarang ini telah berhasil menyulap dunia menjadi terang benderang di malam hari bahkan di tengah terik matahari pun kita dapat menikmatinya, dalam gedung-gedung yang mewah dan megah.

Pendidikan di Indonesia

Peradaban Manusia Modern bertolak dari Ilmu dan Pengetahuan yang dimilikinya dalam mengembangkan dan menggali potensi segala Sumber Daya yang telah diciptakan oleh Sang Pencipta di muka bumi ini. Alam ini yang terbentang begitu luas dan indahnya sebagai salah satu bukti kekuasaan Zat Yang Maha Agung dan Maha Kuasa. Namun ironisnya keindahan yang ada dengan segenap ketertataannya yang alami kini telah terporak porandakan oleh tangan-tangan penghuninya yang tidak bertanggung jawab.

Salah satu pertanyaan yang muncul bahwa apakah mereka berlaku demikian karena miskin ilmu dan pengetahuan? Mungkin lebih tepatnya ketika kita mengatakan bahwa tidak. Karena kebanyakan mereka yang berlaku tidak senonoh adala mereka yang berpemikiran cemerlang, berIQ tinggi, namun kecerdasan, tingginya ilmu pengetahuan dan pendidikan yang mereka miliki tidak digunakan pada tempatnya untun memakmurkan bumi ini. Justru sebaliknya. Karena kalau kita melihat di belahan dunia ini kebanyakan yang berlaku tidak senonoh dan melakukan pengrusakan adalah mereka yang memiliki kekuasaan dan kemampuan financial yang cukup. Seperti halnya di Indonesia, kita lihat kekayaan alam yang ada masih banyak dilucuti dengan jalan yang tidak sewajarnya. Seperti Penggundulan Hutan, Pengelolaan tambang dan lainnya, yang tidak memperhatikan norma dan aturan yang ada.

Belum lagi ketika kita berbicara dengan tingkah laku para penguasa yang rata-rata memiliki tempat di belakang meja, yang memiliki peranan penting dalam menata kehidupan masyarakat dan bangsa ini. Mereka rata-rata berpendidikan tidak di bawah dari Sarjana (S1) bahkan tidak sedikit yang bertitel tertinggi dalam jenjang kepangkatan akademik. Prof. misalanya. Namun kita bisa lihat perbuatan dan akibat yang ditimbulkan dari perbuatan mereka yang hampir setiap hari kita dapat saksikan di media-media baik media cetak maupun elektronik, di sana-sini terjadi perbuatan pelanggaran moral, yang dilakukan oleh mereka yang tidak segan-segan mencederai nama baik institusi mereka, terlebih lagi bangsa ini. Salah satu contoh kecil yang dapat kita lihat baru-baru ini bagaiaman peristiwa Pembajakan dan penggelapan uang yang dilakukan oleh Gayus Tambunan. Bagaimana kasus bank Century yang menelan dana umat bangsa ini kurang lebih 6,7 triliun. dan masih banyak lagi peristiwa-peristiwa lainnya yang setiap hari tak henti-hentinya di beritakan oleh media negeri ini.

Belum lagi jika kita melirik sisi lain kehidupan pendidikan bangsa ini, yang hampir setiap tahunnya menjadi polemik dalam dunia pendidikan yakni masalah kelulusan atau kegiatan ujian akhir di sekolah-sekolah di seluruh nusantara, mulai dari tingkat SD atau sederajat hingga tingkat atas atau SMA dan sederajat. Setiap musim penyelesaian studi dari generasi muda bangsa ini pada jenjang tersebut senantiasa diwarnai dengan aksi-aksi yang tidak bertanggung jawab oleh pihak-pihak yang terkait dengan pendidikan itu sendiri, mulai dari pembajakan soal, hingga pada pungutan liar dalam rangka meluluskan anak-anak yang menjalani ujian akhir tersebut.

Hal ini tentunya tidak hanya butuh partisipasi dari satu pihak untuk membenahinya, namun dituntut peranan penting dari seluruh pihak dan elemen yang ada di negeri ini. Karena kita tidak dapat menyalahkan sistem atau orang-orang yang memegang kendali begitu saja, karena memang ini barada pada satu lingkaran yang saling berkaitan satu sama lain.

Peristiwa kebocoran soal, sogok-menyogok dan lainnya tidak dapat langusung dilimpahkan kesalahannya semata kepada pelakunya, kerena mungkin saja sistem yang membuat mereka untuk berlaku demikian. Salah satu yang dapat kita renungkan adalah bagaimana mungkin peristiwa tiga hari dapat menggugurkan proses yang berlangsung dan dijalani selama tiga atau enam tahun lamanya, dibangku sekolah tempat proses belajar mengajar dilakukan?. Kita lihat nasib anak-anak negeri ini yang berpacu dalam mengadu nasib mereka setiap tahunnya selama kurang lebih tiga hari lamanya untuk menaklukkan soal-soal ujian mereka yang menjadi penentu kelulusan mereka dari suatu jenjang pendidikan. ini merupakan kondisi yang sangat ironis tentunya dan butuh solusi pemecahan yang bijak dari segenap unsur dan elemen terkait bangsa ini. Semoga ini dapat menjadi renungan bagi setiap kita untuk bersama-sama mencari solusi terbaik pendidikan di negeri ini.

Kendati isu akan solusi yang hendak ditawarkan sebagai salah satu opsi untuk membenahi sistem pendidikan negeri ini telah mulai disuarakan, yakni tidak lagi menjadikan nilai UAN sebagai satu-satunya penentu keberhasilan seorang anak di suatu jenjang pendidikan dalam menyelesaikan studinya, melainkan juga melibatkan nilai hasil ujian sekolah dan kurikulum lokal lainnya, yang dikelola di masing-masing sekolah yang bersangkutan. Namun ini juga tentunya masih penuh dengan tanda tanya. Terutama ketika kita hendak berbicara kualitas lulusan sekolah-sekolah yang ada, karena masih banyak faktor yang terkadang berpengaruh dalam proses pendidikan di suatu lembaga pendidikan, seperti faktor kedekatan, kekeluargaan, dan lainnya. Maka dari itu untuk menjadikan pendidikan negeri ini benar-benar berkualitas butuh proses dan sistem yang betul-betul matang untuk dijadikan sebagai suatu acuan dalam menjalani proses pendidikan di semua lini pendidikan.

Salam perjuangan dan salam Perubahan. "Perubahan tidak akan terjadi terjadi dengan sendirinya dan kesempurnaan pun tidak akan tercipta dengan sendirinya, bila tidak dimulai dengan usaha dan kesungguhan". "Sesungguhnya kesuksesan hanya milik bagi mereka yang serius dan bersungguh-sungguh. bukan bagi mereka yang terlena, berleha-leha dan bermalas-malasan, terhadap apa yang dimilikinya."

[+/-] Selengkapnya...

Minggu, 02 Mei 2010

Pelajaran Dibalik Pendidikan Negeriku

Wajah mungil tak berdaya
Ber asa namun tiada bertuah
Ilmu didamba ditengah keserakahan dunia
Lahirlah robot-robot baja

Berotot dan kuat
Lemah hati dan daya ingat
Tunduk atas majikan,
Penguasa yang tak berprasaan

Pendidikan yang beradab menjadi idealitas
Kapitalisme modern digalakkan
Kefakiran dan kefasikan adalah realitas
Penjajahan moral pun tak terelakkan

Ingatkah kita si miskin yang menjerit
Bercita tinggi milik si kaya
Kebebasan meneguk ilmu terasa duri
Gratisasi tinggal selogan belaka

Pendidikan dirangkul yang bermateri
Terekspoloitasi di tangan penguasa
Isapan jempol si jelata
Berilmu tidak, bercita pun tiada diminati

[+/-] Selengkapnya...

Rabu, 28 Oktober 2009

Lentera Hati dalam Perpisahan

Waktu silih berganti bak putaran roda
melenakan ingatan akan hari-hari yang telah terlewati
seolah hanya sejenak bercumbu rasa
lebih dari dua tahun lamanya tak tersadari

Sebercak cahaya kehidupan datang menyapa
kala hati kerontang menapaki jalan yang tiada bertepi
bak menghimpun asa diwaktu senja
sebagai kekuatan dipagi hari

Kehadirannya sebagai cahaya penerang
bak rembulan di malam kelam
menata puing-puing ruh yang bertebaran
mengusung langkah para mujahid

Kebersamaan hanya hal biasa
canda tawa pun tak terelakkan
namun kala perpisahan tiba
buliran senyum dalam setiap nasihatnya begitu berkesan

Tetesan air mata pun tak terelakkan
walau itu seolah tak beralasan
kala rasa haru dan sedih datang tak terbendung
kendati kusadari kebersamaan itu kan berujung perpisahan

Inilah ukhuwah yang menjadi dambaan para jundi
yang senantiasa merindukan lentera hati
namun seolah tak mengharap perpisahan
kendati itu mutlak dalam kehidupan

Sebuah amanah yang mengharuskan kita tuk menyadari
pepisahan yang terjadi merupakan jalan terbaik dakwah ini
walau tiada seorang pun di anatara kita menghendaki
ukhuwah itu tak kan pernah terputus hingga syahid dinanti

Semoga bakti dan ilmu serta ukhuwah yang tertanam
senantiasa menjadi ladang amal
yang berbalaskan jannah dari Yang Maha Rahman
Untukku dan bagimu wahai lentera hati

Sebuah Catatan untuk sang Guru Peradaban

[+/-] Selengkapnya...

Kabar Pengunjung

Betapa hidup ini menjadi damai ketika setiap insan menanamkan kecintaan kepada Sang Pemilik Cinta Sejati dan kepada Sesamanya

  © Blogger templates Blogger Edit by peCinta Kedamaian

Back to TOP