Kamis, 18 Juni 2009

Sedih Bukan Solusi

"Kesedihan dalam kesendirian bukanlah solusi. Namun, berbuat produktif dan kreatif, serta berpikir optimis adalah lebih bijak."

Bait kalimat di atas merupakan salah satu ide yang muncul di benak penulis kala melihat dan teringat dengan kesedihan. Bukan hanya merupakan ide penyejuk dan motivasi bagi orang lain namun terlebih untuk diri penulis, agar senantiasa berada dalam kondisi yang tegar bugar tanpa harus berlarut dalam kesedihan.


Adalah manusiawi dan hal yang biasa bagi sosok makhluk yang disebut manusia, kala bersedih atau mengalami kesedihan dalam menjalani tapak-tapak kehidupan ini. Namun, bukan berarti harus hanyut dalam kesedihan yang dialami, karena itu justru membuat manusia terkadang lupa dan buta mata hatinya tuk melihat kebesaran Tuhannya dan kemuliaan serta kesempurnaan yang diberkan oleh Allah kepadanya. Juga dapat melumpuhkan kreatifitas dan daya nalar otak untuk berpikir yang lebih inovatif dan lebih berbuat produktif dalam hidup ini.

Memikirkan masalah yang sedang dihadapi, terlebih lagi jika masalah tersebut merupakan masalah yang rumit dan sukar untuk mencari jalan penyelesaiannya merupakan hal yang terkadang membuat kita bersedih hati. Tetapi, perlu juga disadari bahwa saat yang bersamaan berbagai solusi atas masalah tersebut telah hadir disekeliling kita, hanya seringkali terlupakan dan tak tersadari oleh kita sehingga harus terkungkung dalam kecamuk jiwa dan kesedihan. Apatahlagi jika harus mengenang masa lalu yang suram dan menyedihkan, serta kegagalan yang pernah diperoleh, itu bukan hal yang tepat sebagaiaman kata-kata Al Qarni yang mengatakan bahwa "Mengingat dan mengenang masa lalu, kemudian bersedih atas nestapa dan kegagalan didalamnya merupakan tindakan bodoh dan gila. .... Jangan pernah hidup dalam mimpi buruk masa lalu, atau di bawah payung gelap masa silam." Disamping itu Syahdan juga sering mengingatkan orang-orang yang meratapi masa lalunya dengan mengatakan bahwa "Janganlah engkau mengeluarkan mayat-mayat
itu dari kuburnya
."

Semoga kita senantiasa dapat menghadapi setiap masalah yang membentang di seantero kehidupan kita dengan senyum optimis tanpa harus diliputi oleh kesedihan dan kegaduhan. Dengan menyikapi hidup ini dengan lebih optimis dan berpikir positif tanpa harus dirundung kesedihan dan psimisme, yang terpancar di aura muka yang selalu nampak berseri-seri dan senyum manis terhadap setiap orang terutama yang dikenali, maka itu akan justru bernilai ibadah. Karena bukankah senyum itu adalah ibadah apalagi kalau menyenangkan hati orang. seperti penggalan hadits berikut.
"... meski engkau hanya menemui saudaramu dengan wajah berseri."

Hidup optimis dan berpikir positif adalah lebih baik bagi kita sekalian agar hidup ini dapat lebih bernilai dan lebih bermakna. Sehingga setiap jengkal nafas yang keluar menjadi berharga baik bagi diri sendiri maupun bagi orang lain.

"Dan, Dia menyempurnakan nikmat-Nya kepadamu lahir dan batin."
(QS. Luqman: 20)



شمسول

2 komentar:

Kabar Pengunjung

Betapa hidup ini menjadi damai ketika setiap insan menanamkan kecintaan kepada Sang Pemilik Cinta Sejati dan kepada Sesamanya

  © Blogger templates Blogger Edit by peCinta Kedamaian

Back to TOP